Jumat, 28 Januari 2011

tig langkah stroke up!!!

Tiga Langkah Terapkan Stroke-Up !



OTOMOTIFNET
- Untuk mendapatkan kapasitas silinder yang lebih besar lagi, biasanya selain mengaplikasi piston berdiameter gede, ditambah dengan memanjangkan langkah pistonnya. Makanya gak heran kalau dengar ada motor yang kapasitas mesinnya bisa 3 kali lipat lebih besar dari kapasitas standar.

Paling sering ditemui pembesaran kapasitas segede itu di Yamaha Mio. Skutik berlambang Garputala ini kapasitas mesin standarnya kan cuma 115 cc. Tapi bisa dibig-bore hingga 300 cc, bahkan sampai 350 cc. Weleh..weleh..!

Nah, guna mendapatkan kapasitas mesin sebesar itu tentu tak cukup hanya mengganti piston berdiameter gede. “Stroke-nya juga mesti naik banyak,” bilang Jessi Ligasiswanto, bos speed shop JP Racing yang beralamat di Jln. Cendrawasih No.6 E-F, Sawah Lama, Ciputat, Tangerang.

Pemanjangan langkah piston tersebut bisa dilakukan pakai 3 cara. Yakni menggeser lubang big end (pin kruk as) agak keluar, bisa juga cukup mengganti pen stroke pakai yang model offset atau sering disebut pen stroker. Atau mengaplikasi kruk as yang stroke-nya sudah naik.


Kalau enggan coak ruang kruk as di crank case bawaan mptor, bisa tebus crank case big bore custom jadi

Part yang disebut terakhir untuk Mio/Nouvo belakangan sudah mulai banyak di pasaran. Enggak tanggung-tanggung lo, ada yang stroke-upnya hingga 82 mm. Padahal stroke standar Mio cuma 57,9 mm. Artinya pemanjangan langkah pistonnya sampai 24,1 mm. Weekks...kok bisa?

Seperti bikinan lokal yang ada di gerai JP Racing. “Itu hasil modifikasi pakai kruk as motor lain yang diameter bandulnya lebih gede dari standar Mio. Diameter bandul mencapai 112 mm dan pakai setang seher K125,” bilang Coki, sapaan akrab Jessi sembari menyebutkan angka Rp 3 juta untuk part tersebut. Oooo..pantez!

Ada juga, lanjut Coki, buatan Taiwan dengan panjang stroke 76 dan 78 mm. Diameter bandulnya cuma 108 mm. “Kalau yang ini (made in Taiwan), gak ada las-lasan kayak yang buatan lokal tadi. Mirip kruk as standar, tapi diameter bandulnya gede. Khusus dirancang untuk Mio/Nouvo penganut big bore,” terangnya. Banderolnya sama, yaitu Rp 3 Juta.

Atau kalau mau lirik produk custom dari Jepang, bisa sambangi gerai MC Racing di Jl. Kebon Jeruk IX, Kota, Jakbar. “Panjang stroke mulai 7 mm, 8 mm sampai 9 mm. Tinggal pasang dan sudah dijamin presisi,” beber Marcel, punggawa MC Racing. Banderolnya mulai Rp 2,5 – 3,5 juta.

Namun syaratnya bila mengaplikasi kruk as stroke-up seperti ini, ruang kruk as di crank-case mesti diperbesar lantaran diameter bandul kruk as lebih gede dari standar bawaan pabrik. Atau kalau enggan repot, bisa tebus crank-case big bore jadi yang ruang kruk asnya sudah digedein. Banderolnya sekitar Rp 1.750.000.

“Selain itu paking blok silinder bawah mesti pakai yang tebal,” tambah Marcel. Boleh custom sendiri di tukang bubut pakai pelat aluminium, atau beli jadi. Harganya berkisar Rp 75 – 250 ribu tergantung tebalnya. Mulai yang 3 mm, 5 mm, 6 mm, 13 mm hingga 35 mm pun ada.
Tertarik?.

MC Racing : 021-62202361
JP Racing : 021-70993827

Upgrade Mio Budget Rp 1,2 Juta, Tenaga Naik 3,432 DK Cuy!

Upgrade Mio Budget Rp 1,2 Juta, Tenaga Naik 3,432 DK Cuy!

Jakarta- Berencana upgrade performa Yamaha Mio kesayangan makin responsif dan tambah kenceng? Tak ada salahnya meniru hasil racikan tunggangan milik Ricky, warga Bintaro, Jaksel ini. Pasalnya harganya terjangkau, serta pengerjaannya cepat serta enggak perlu rawat inap di bengkel.

“Harga paketannya cukup bersahabat; Rp 1,2 juta dan pengerjaannya hanya sehari. Setelah dites pakai mesin dyno, power-nya nambah 3,432 dk. Pokoknya dijamin puas deh,” ujar pembesut Mio Sporty lansiran 2009 ini.

Wow.. mantap Gan! Pasti ubahannya banyak? “Cuma pasang blok mesin baru plus piston set diameter 58, 5 mm (150 cc) dan aplikasi knalpot freeflow SKR. Part pendukung lainnya; spuyer X-treme 15/115, roller X-treme 11 gr, cop busi Power, busi Autolite 4194 dan paking blok (gbr.1),” sahut Muh. Suryadi, kepala mekanik Ultraspeed Racing (UR).
 
Selain aplikasi peranti di atas, dalam satu paket, pria akrab disapa Choky ini juga melakukan atur ulang squish head (gbr.2). Tujuannya tak lain agar diameter permukaan head sesuai sama diameter piston yang tambah besar.

“Ujungnya piston tidak bakal nabrak permukaan bibir head. Squish-nya saya desain jadi 9° saja,” aku pria yang ngepos di Jl. H. Mencong No.42, Ciledug, Tangerang.
Enggak ketinggalan, porting polish lubang intake dan exhaust pada head mesin (gbr.3) juga dilakukan Choky. “Tujuannya agar peredaran BBM yang masuk ke ruang bakar maupun peredaran gas buang lebih optimal. Pemapasannya tidak banyak, sekitar 1 mm saja kok,” akunya.

Nah setelah tunggangan digarap sehari serta dilakukan penyesuaian dan setting sana-sini, besutan dites mesin dyno dynamometer DYNAmite milik UR (gbr.4). Sebelum di-upgrade/bore-up, kondisi masih standar, diperoleh power puncak 6,758 dk/8.600 rpm dan torsinya 6,044 Nm/.933 rpm.

Lalu setelah di-upgrade tercatat power maksimalnya 10,19 dk/7.719 rpm dan torsi 10,67 Nm/6.619 rpm. Ini menunjukkan ada kenaikan power sebesar 3,432 dk sedangkan torsinya bertambah 4,626 Nm.

Masih penasaran? Keterangan lebih komplet bisa sambangi UR langsung. Namun untuk pertimbangan harga maupun hasil garapan, sebelumnya bisa cari referensi ke bengkel lain terlebih dulu. (motorplus.otomotifnet.com)

 Hasil Dyno  
 Standar  Upgrade   Kenaikan 
 Power  6,758 dk/8.600 rpm  10,19 dk/7.719 rpm  3,432 dk
 Torsi  6,044 Nm/.933 rpm  10,67 Nm/6.619 rpm  4,626 Nm

Aturan Piston Untuk Mesin Bore-up

Aturan Piston Untuk Mesin Bore-up

OTOMOTIFNET - Menambah performa tunggangan dengan cara menaikkan kapasitas silinder masih jadi cara most wanted bagi speedgoers. Melakukan proses boring-up itu perlu komponen pengganti macam piston, ring dan pin.

Agar proses bore-up tak berbiaya tinggi dan awet, perlu juga riset seputar pemilihan seher. “Butuh kecermatan tinggi dalam memilih komponen piston yang sesuai,” tutur Miekeel dari MC Racing di Jl. Kebon Jeruk, Jakbar.

PILIH DIAMETER YANG SESUAI

Diameter piston motor bermain di kisaran 52-56 mm. Dinding liner (boring) yang tersisa, biasanya juga cukup tebal sehingga penggantian diameter piston yang lebih besar masih sanggup.
Contoh Piston Kawasaki Kaze ZX130 yang berdiameter 53 mm, masih bisa dijejali piston Kaze Blitz Joy 125 atau Piston Honda Sonic 125 berdiameter 56 mm.

Kualitas OEM hingga aftermarket tersedia di pasar

Lakukan riset yang akurat agar biaya tak membengkak

Pemilihan komponen yang pas bisa bikin mesin awet
Tanpa harus modifikasi crankcase, kapasitas kontan naik jadi 145 cc. Enaknya lagi, karena pin piston sama-sama 13 mm, penggantian bak overhaul biasa.
Namun, bila piston pengganti tak tersedia dari pabrikan yang sama, sudah banyak yang punya substitusinya.

MC Racing dan JP Racing merupakan suplier piston yang cukup lengkap. Dari merek Hi-Speed, LHK, RRGS, BRT hingga genuine parts Yamaha dan Honda tersedia lengkap. Perhitungan bore-up tak hanya mengukur diameter piston saja. Diameter pin piston dan jarak dari center pin piston ke top piston juga harus dipertimbangkan.

Apalagi kalau proyeknya masih seputaran bore-up harian yang enggan melakukan banyak rombakan. Kenali dulu data penting dari mesin tunggangan kesayangan agar pemilihan komponen tidak salah. Semisal Yamaha Mio dan Nouvo yang mengaplikasi pin piston 14 mm, bisa memakai piston Suzuki Shogun dan sebagainya.

Sementara Kawasaki dan Honda bebek memanfaatkan pin 13 mm. Ada lagi pin piston berdiameter 15 dan 16 mm. Untuk aplikasi harian, usahakan pemilihan piston yang hanya merombak diameter boring. Selebihnya upayakan piston aftermarket yang punya pin piston sama dengan bawaan motor.

Maksudnya jelas, agar hasil rombakan bisa awet dan tak mengubah konstruksi keseluruhan mesin.
“Kecuali mau main ekstrem, pin piston dan tinggi center pin ke top bisa divariasi karena nantinya bisa menyesuaikan sama adaptor blok dan stroker pin,” jelas Mariasan Kocex dari JP Racing di Bintaro.

Pilihan diameter piston aftermarket dari 58,5 mm hingga 73 mm. Bahkan, bagi yang mau kualitas piston kelas pabrikan, bisa adopsi piston asli moge Yamaha atau special engine Honda yang banderolnya bisa mencapai Rp 1,5 juta per buah.
Sementara piston aftermarket asal Thailand biasa dibanderol Rp 350-375 ribu (lengkap, ring dan pin piston).
Table piston untuk Bore-Up
Pin piston 13 mm (diameter 56-66 mm)
Kawasaki Kaze-R, Blitz-R, ZX130, Honda Sonic, Vario, Beat
Pin piston 14 mm (diameter 59 - 65,5 mm)
Suzuki Smash,Shogun,Spin,Skywave,Skydrive,Thunder 125
Pin piston 15mm (diameter 57-73 mm)
Yamaha Mio/Nuovo,Honda CBR150,Tiger/Mega-Pro,Kawasaki KLX150
Pin piston 16mm (diameter 64-73)
Yamaha Scorpio

Pembuktian CDI Yamaha Fino Thailand, Ampuh Buat Balap?

Pembuktian CDI Yamaha Fino Thailand, Ampuh Buat Balap?


Gbr 1
OTOMOTIFNET - Santernya kabar CDI Yamaha Fino Thailand yang sanggup menghantar beberapa pembalap drag dan road race Tanah Air sabet gelar juara, bikin skutiker penasaran keandalan otak pengapian itu dibanding bawaan motor.

Nah untuk menjawab dan buktikan kebenaran serta keampuhan part tersebut, kali ini dites di Yamaha Mio Soul lansiran 2009 milik tim balap YSS RFT Riftech (YRR) yang sudah dibore-up jadi 150 cc dengan knalpot masih standar.

Perbedaan CDI

“CDI Fino Thailand Rp 800 ribu ini tanpa limiter. Bila grip gas dipelintir pada rpm berapapun, mesin gak nahan. Bentuknya sih mirip CDI Mio standar, bedanya kalau CDI Fino ada tulisan Moric. Sedang Mio standar berlabel Yamaha (gbr.1),” aku Arif Muttaqin, owner plus kepala mekanik tim Riftech.

Kemudian bila keduanya dibalik, CDI Fino kodenya 5VV-00 9ZB. Sedang pada CDI Mio standar berkode 5TL 10 8 4 N (gbr.2). “Eits tunggu dulu. CDI Fino hanya bisa langsung plek pada Mio lama dan Soul. Kalo mo dipasang di Mio Sporty yang lampunya menyatu sama sein (Mio smile), butuh penyesuaian soket kabel,” imbuh pria berpengalaman oprek mesin sejak 1996 ini.

Masih ujarnya. “Kalau CDI Fino diaplikasi pada Mio standar, pada putaran bawah tak jauh beda dengan bawaan pabrik. Tapi setelah putaran menengah hingga atas, lebih ngisi. Namun kalau di motor yang sudah ditune-up atau bore-up, putaran bawah hingga atas lebih terasa nendang.”

Gbr 2

Gbr 3
Pengetesan
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan power dan torsinya, dites pakai alat Dynojet milik Sportisi Motorsport di Jl. Tenggiri 4A, Rawamangun, Jaktim (gbr.3). Lalu, masing-masing CDI berkesempatan digeber 5 kali run untuk memperoleh hasil tertinggi.

Hasilnya, power CDI Mio Soul 8,63 dk/8.400 rpm dan torsi maksimum 8,99 Nm/5.200 rpm. Sedang CDI Fino power maksimal 8,91 dk/8.400 rpm, torsinya 9,12 Nm/5.000 rpm (lihat tabel). Hal ini menandakan ada peningkatan power sebesar 0,28 dk dan torsi 0,13 Nm.

Kesimpulan
Meski penambahan power dan torsi di atas tidak tinggi (masih di bawah nol koma), namun cukup berpengaruh saat turun di ajang balap. Karena perbedaan sedikit saja, akan mengoreksi waktu dan responsivitas mesin dan jarak tempuh.

YSS Riftech: 0815-85697777
Tabel Hasil Pengujian
CDI Power Torsi
Mio Soul 8,63 dk / 8.400 rpm 8,99 nm / 5.200 rpm
Fino Thailand 8,91 dk / 8.400 rpm 9,12 nm / 5.000 rpm

Upgrade Performa Yamaha Mio Soul, Rp 2 Juta Naik 3,2 dk


OTOMOTIFNET - Secara penampilan, Yamaha Mio Soul tergolong gagah. Bodi besar bergaris tegas, spidometer futuristik, ditunjang lampu depan besar. Sesuai pasar yang dituju, pria usia muda yang doyan skutik.

Namun sudah rahasia umum, akselerasi motor buatan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) ini, tergolong lambat. “Saat start bareng di lampu merah pasti ketinggalan, apalagi di jalur menanjak, pasti kedodoran,” ujar Ahmad Abidin, penunggang Mio Soul yang doyan turing.

Tak perlu heran, karena saat diukur pakai dynamometer Sportdyno V3.3 milik PT Global Motorindo, tercatat tenaga hanya 7,8 dk/7.285 rpm. Sedang torsi 9,37 Nm/5.109 rpm.

Grafik tenaga dari putaran bawah merambat pelan, kemudian datar sampai putaran 8.400 rpm, lalu turun pelan. Grafik torsi terlihat hanya bagus sampai 5.300 rpm, kemudian menurun.

“Makanya pada putaran bawah lari motor terasa tak lepas, baru atasnya lumayan nendang, itu pun kalau treknya panjang,” lanjut pria yang biasa dipanggil Telo itu. Sama dengan yang diungkap rekan-rekan Mr. Testo, baik lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif)

Paket bore up TDR 155,5 cc, pemasangan tanpa ubahan

Noken as buatan Thailand jadi andalan

Knalpot di bobok halus, mantafff...

Puli CVT pakai yang bersudut lebih tajam
Biar akselerasi meningkat, Telo minta bantuan Bie Hau. Tak lain pemilik bengkel Samudra Jaya Motor di kawasan Palmerah, Jaksel. Garapannya cukup tenar di kalangan speedgoers.

Hasilnya tak mengecewakan, karena saat diukur pakai alat yang sama, tenaga menjadi 11 dk/5.620 rpm, sedang torsinya 14,62 Nm/5.245 rpm. Artinya terjadi kenaikan tenaga sebesar 3,2 dk, sedang torsinya 5,25 Nm!

Jika memperhatikan grafiknya, tenaga langsung nendang sampai putaran menengah, lalu menurun pelan namun tetap di atas standar. Kenaikan torsi lebih gila, sayang penurunannya tergolong drastis, namun tetap di atas standar.

“Kini tiap lepas lampu merah selalu terdepan,” puas Telo. Apa sih yang diubah Bie Hau? “Tak banyak kok ubahannya,” ujar mekanik yang beralamat lengkap di Jl. Palmerah Barat No.51, Jaksel. Penasaran? Yuk dibedah saja!

Blok & Kepala Silinder

Blok berikut isinya diganti paket bore-up buatan TDR, dipilih yang berisi piston 58,5 mm. Sehingga awalnya 113,6 cc, jadi 155,5 cc. Pemasangannya menurut Bie Hau tak ada ubahan. “Hanya coakan klep dibikin ulang, sesuai klep standar,” tuturnya.

Kepala silinder disentuh saluran in dan ex. “Di-porting, bagian yang mengganggu aliran dipapas pisau korek,” lanjut mekanik yang dibantu dua mekanik itu.

Noken As

Pengatur buka-tutup klep bawaan pabrik digudangkan. Gantinya kem tanpa merek buatan Thailand. Dipilih lantaran punya durasi dan lift lebih tinggi, namun saat overlap, klep standar masih aman. “Angka tepatnya belum saya ukur,” jujur Bie Hau.

Knalpot

Pelepas gas buang standar tetap diandalkan. Hanya dibuang dua sekat yang ada di silencer. Efeknya pembuangan lebih lancar, namun suara masih mirip bawaan pabrik. “Bahasa gaulnya bobok halus.”

Pengapian

Waktu pembakaran diatur CDI buatan BRT, dipilih tipe Hyperband. Sedang sepul, koil, dan busi tetap pakai bawaan motor.

CVT

“Hanya ganti puli yang punya kemiringan lebih tajam, tepatnya 13,5º dari 14º, sehingga V-belt bisa lebih cepat terlempar,” papar mekanik yang sering menggarap motor drag ini. Roller dan per tak diubah, padahal telah pakai pelek 17”, kalau ingin lebih enak semestinya roller atau rasio sedikit diperingan.
Part dan jasa
Paket bore up TDR Rp 600.000
Noken as Rp 450.000
Bobok knalpot Rp 150.000
Puli Kawahara Step 2 Rp 280.000
CDI BRT Hyperband Rp 350.000
Jasa Rp 300.000
Total Rp 2.130.000
Data performa
Standar Upgrade Kenaikan
Tenaga 7,8 dk / 7.285 rpm 11 dk / 5.620 rpm 3,2 dk
Torsi 9,37 Nm / 5.109 rpm 14,42 Nm / 5.245 rpm 5,25 Nm
Samudra Jaya Motor 0816-976566 / 021-95078288
Penulis/Foto: Aant / Aant

Upgrade Performa Budget Anak Sekolahan

Upgrade Performa Budget Anak Sekolahan

OTOMOTIFNET - Punya motor bertenaga lewat cara up-grade performa, emang dambaan tiap orang. Termasuk motormania usia muda; 17 tahun ke atas.

Tapi masalah, mereka terbetur budget. Maklum, masih sekolah dan duit pun masih nadah sama orang tua. Iya, kan? "Itu pun ngasih-nya gak banyak. Paling banter sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta," bilang Gunawan, siswa kelas 3 salah satu SMU beken di Depok, Jabar.

Pupuskah harapan? Tentu tidak! Dengan biaya segitu, bisa saja memperbaiki tarikan motor kamu. Tapi, apa saja sih yang bisa didapat? Yuk, kita tanya bengkel-bengkel yang kerap bikin korek harian. Motornya kita batasi bebek dan dan skutik saja.

Ada dua cara bisa diterapkan untuk mendongkrak tenaga motor kesayangan. Pertama, korek mesin. Sedang pilihan berikutnya, pakai part pendongkrak tenaga plug and play (PnP). Tapi pada bahasan kali ini, kita ulas yang korekan lebih dulu.

"Kalau ingin hasilnya signifikan, perbanyak pasokan gas di ruang bakar," kata Rusli, mekanik Ahau Motor di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok, Jabar. Caranya , yakni memperbesar saluran masuk plus buang. Dibarengi nyetting ulang karburator.

Perlancar gas buang boleh bobok knalpot atau pakai produk aftermarket

CDI Unlimiter buat ngejar putaran tinggi
Menurut Iqbal, mekanik Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, (Jabar), langkah itu bisa mendongkrak horse power dapur pacu sekitar 2 dk. Biayanya juga tergolong murah. "Untuk porting polish di sini (JMS) cuma kena Rp 250 ribu. Jika berikut rejetting karburator plus setting-nya (konsumen terima jadi), totalnya sekitar Rp 300 ribu," tukasnya.

Hal sama ditawarkan Bintang Racing Team (BRT) yang juga di Cibinong. Tapi untuk jetting-nya, konsumen kudu menyiapkan sendiri. Nah, kalau isi dompet masih sisa banyak, taro lah masih ada Rp 700 ribu, bisa buat nebus saluran gas buang free flow. Atau minimal bobok knalpot standar guna memperlancar empasan gas hasil pembakaran. Dijamin power mesin bisa lebih maksimal lagi.

Banderol knalpot free flow buat motor jenis bebek kayak Yamaha Jupiter, Vega R/ZR, Honda Karisma, Supra X125, Blade, Revo dan sebagainya berkisar Rp 150-500 ribu. Sedang skutik (Mio, Vario, BeAT, Spin, Skywave dan Skydrive) mulai 200-600 ribu.
Kalau mau lebih hemat, cukup bobok knalpot bawaan motor.

"Ongkos pengerjaannya untuk jenis bebek di kami Rp 70 ribu. Sedang skutik, Yamaha Jupiter MX atau Suzuki Satria FU dikenai Rp 100 ribu," beber Edi Karyadi, bos 3D1 Motorsport di Jl. Raya Sawangan, Depok, Jabar.

Artinya, bila pakai pilihan porting-polish plus rejetting karbu Rp 300-350 ribu dan bobok knalpot Rp 70-100 ribu, masih ada sisa dana sekitar Rp 550-600 ribuan kan? Uang segitu masih bisa buat ganti CDI high performance yang kurva pengapiannya lebih advance serta unlimeter. Biar putaran mesin masih bisa digas lebih tinggi lagi.

Pilihannya ada produk Varro dengan range harga mulai Rp 70-250 ribu, BRT Hyperband/Neo Hyperband (Rp 400 - 610 ribu), Rextor Adjustable (Rp 550 ribu) dan sebagainya.

Daftar Biaya Kohar:
Porting-polish : Rp 250 - 350 ribu
Spuyer : Main jet/pilot jet masing-masing Rp 15 - 20 ribu
Bobok knalpot : Rp 70 - 100 ribu
Knalpot aftermarket bebek : Rp 150 - 500 ribu
Knalpot aftermarket skutik : Rp 200 - 600 ribu
CDI racing unlimiter : Rp 70 - 610 ribu

JMS : 021-87901765
Ahau Motor : 021-7162 8889
BRT : 021-8765447
3D1 Motorpsort : 021-7520408

Paket Bore Up Yamaha Jupiter MX 135, Buat Harian Cukup 150 cc

OTOMOTIFNET - Meski kapasitas mesin Yamaha Jupiter MX 135 sudah cukup besar (135 cc), tapi banyak pemiliknya yang ingin bore-up. Alasannya, “Biar tarikan bawah gak berat dan lebih gigit. Sebab tarikan awal itu penting buat unjuk gigi,” kata Heryanto warga Tomang, Jakbar, salah satu pembesut ‘motor Komeng’  ini.

Nah, untuk mengatasi problem seperti di atas, OTOMOTIF pun lantas cari solusi. Akhirnya, berhasil mendata beberapa bengkel racing yang menawarkan paket mengatrol tenaga bebek super ini. Berikut ini, beberapa bagian penting yang mesti diubah.

Piston
Seperti biasa diganti yang diameternya lebih besar. Pilihannya, ada seher Suzuki Thunder 125, Honda Tiger, Yamaha V-Ixion dan Yamaha Scorpio Z. “Sebenarnya mem-bore-up pakai piston Thunder 125 sudah bisa melonjakkan kapasitas mesin jadi 150 cc, dan itu pas untuk pemakaian harian. Lebih dari itu pasti kurang enak dan getaran mesin terasa sekali. Kecuali buat balap, ya,” kata Sarjana bos bengkel Sweet Martabak Racing (SMR), di Jl. Joglo Raya No.165, Kembangan, Jakbar.

Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3
Kalau di ajang drag race, biasanya pakai seher Honda Tiger, volume mesin pun terkatrol jadi 250 cc dan jika memilih Yamaha Scorpio Z lebih gila lagi, kapasitas mesin langsung membengkak jadi 300 cc. Sayang kan, kalau buat harian.

“Tapi ada juga yang memasang satu set blok Yamaha V-Ixion berikut seher, ring, pen dan pakingnya. Hasilnya sama kayak pakai seher Thunder. Bedanya, gak perlu mengubah mesin, jadi kalau mau bikin standar lagi lebih gampang,” jelas Herry C pemilik gerai IMMAX Speedshop (gbr.1).

Koil dan CDI Racing
Ikut dimaksimalkan lewat pengaplikasian produk aftermarket.  “Ini demi meningkatkan lompatan bunga api di busi. Agar kerja mesin lebih ringan dan optimal,” urai Sigit dari bengkel Anchezher Junior, di Jl. Panjang Kelapa Dua No.31, Jakbar.

CDI pun banyak ragamnya, bisa pilih Rextor, BRT, FCCI dari Thailand, bahkan ada yang memakai CDI punya Yamaha Mio (standar). Untuk koil, tipe favorit dari para jago kilik ini tetap memilih koil Yamaha YZ 125 (gbr.2). “Api busi lebih besar, mengimbangi pembakaran di ruang mesin yang besar dan efeknya, tarikan juga lebih gahar, tuh!” timpal Herry yang buka gerai kawasan Jl. Jeruk Bali 3 No.8, Kepa Duri, Jakbar.

Karburator dan Knalpot

Peranti pengabut juga penting mengadopsi tipe racing. “Umumnya karbu yang dipilih tetap pada PE berventuri 28 mm. Selain relatif lebih terjangkau, entakan tenaga yang dihasilkan juga lumayan galak,” ungkap Sigit yang besutannya sudah pakai karbu itu (gbr.3).

Sedang knalpot sebagai pendukung kinerja dapur pacu lebih mantap turut mengandalkan model kompetisi. “Kalo tipe racing, pada bagian dalam silencer-nya sengaja didesain tidak terlalu banyak sekat atau saringan, sehingga gas buang pun keluar lebih plong,” imbuh Kancil panggilan akrab Sarjana.

Paket ala SMR (Telp.021-9206-9877)
150 cc (Rp 1,6 juta): Piston set Suzuki Thunder 125, CDI Yamaha Mio dan knalpot racing custom, Noken as custom, porting-polish + setting

300 cc (Rp 10,2 juta): Piston set Yamaha Scorpio, koil YZ125, Klep in/out Thunder 125, gigi rasio custom, CDI Rextor program, knalpot racing, karbu PE 28, Noken as racing, stroke-up, porting-Polish + setting

Paket ala Anchezher Junior (Telp.021-94215116)
150 cc (Rp 3 juta): Piston set Thunder 125, noken as CLD-Kawahara, CDI BRT dualband, knalpot SKR, karbu PE 28, porting-polish + setting

250 cc (Rp 5 juta): Piston set Honda Tiger, magnet papas, Stroke-up, klep in/out custom, balancer setting, CDI BRT, gigi rasio, karbu PE 28, noken as custom, koil YZ125, knalpot racing, porting-polish + setting

Paket ala Immax Speedshop (Telp.0856-1838813/021-98602680)
150 cc (Rp 3,9 juta): Blok mesin, piston set Yamaha V-Ixion, CDI FCCI (harian), Karbu PE 28, noken as FCCI racing 280, knalpot DBS aluminium

185 cc (Rp 4,7 juta): Piston set 63 mm Shark, CDI FCCI (harian), Karbu PE 28, noken as FCCI racing 330, knalpot DBS stainless